Sabtu, 02 Mei 2009

Pemilu 2009 di Papua : Kotor, Tidak Demokratis, Rasis!

PEMILU 2009 DI PAPUA yang dilaksanakan pada tanggal 9 April lalu terkesan kotor, tidak demokratis dan, lebih dari itu, rasis. Kotor karena pesta demokrasi itu penuh dengan manipulasi, intimidasi, politik uang dan teror terhadap rakyat.

Ia dapat dikatakan tidak demokratis karena azas langsung, umum, bebas dan rahasia tidak dipraktekkan. Yang terjadi adalah tidak langsung, khusus, tidak bebas dan tidak rahasia.

Pesta Demokrasi Pancasila ini juga dapat dikatakan bernuansa rasisme dalam konteks Papua. Rasisme kelihatan jelas dari prosesnya dan, yang paling parah, adalah hasilnya. Pemilu 2009 ini menghasilkan kemenangan bagi kaum pendatang.

Dipastikan, legislatif tiap kabupaten/kota di Papua akan dikuasai oleh kaum pendatang. Salah satu contohnya adalah Boven Digoel. Dari 20 Kursi DPRD yang diperebutkan, kaum pendatang dipastikan akan menguasai 14 sampai 16 kursi. Sedangkan sisanya dihadiahkan kepada pribumi.***

0 Komentar:

Posting Komentar