This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Welcome to our website. Neque porro quisquam est qui dolorem ipsum dolor.

Lorem ipsum eu usu assum liberavisse, ut munere praesent complectitur mea. Sit an option maiorum principes. Ne per probo magna idque, est veniam exerci appareat no. Sit at amet propriae intellegebat, natum iusto forensibus duo ut. Pro hinc aperiri fabulas ut, probo tractatos euripidis an vis, ignota oblique.

Ad ius munere soluta deterruisset, quot veri id vim, te vel bonorum ornatus persequeris. Maecenas ornare tortor. Donec sed tellus eget sapien fringilla nonummy. Mauris a ante. Suspendisse quam sem, consequat at, commodo vitae, feugiat in, nunc. Morbi imperdiet augue quis tellus.

Senin, 07 Maret 2011

Koreksi Terhadap Beberapa Berita Jubi Online

Beberapa waktu lalu saya selaku Sekjen Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) diminta pendapat oleh seorang rekan wartawan Tabloid Jubi tentang Perekrutan Majelis Rakyat Papua dan Dialog Jakarta- Papua yang dirintis LIPI. Jubi Online pun memuat komentar-komentar saya dalam tiga berita yang berbeda : (1) Pemerintah Diminta Tak Intervensi Perwakilan Adat MRP, (2) Pimpinan Gereja Diminta Dialog Dengan Orang Asli Papua dan (3) Masyarakat Papua Diminta Bersatu Pra Dialog Jakarta Papua.

Membaca 3 berita itu, saya agak terkejut karena ternyata komentar-komentar yang dimuat sangat berbeda dengan apa yang saya katakan, terutama komentar-komentar pada berita nomor (2) dan (3). Untuk berita nomor (1), komentar yang dimuat sudah benar, hanya saja penekanan saya agar MRP dibubarkan agak dimoderasi. Sedangkan komentar-komentar dalam berita nomor (2) dan (3) ternyata tidak seperti apa yang saya katakan. Sebagai akibat dari isi berita yang tidak seperti saya katakan, judul berita pun ikut rancu jika dibandingkan dengan apa yang pernah saya katakan.

Misalnya untuk berita nomor (2), saya hanya mengatakan dua hal : pertama, tokoh-tokoh agama yang pro MRP dan yang kontra MRP harus kompromi untuk menyelesaikan polemik karena mereka yang dipilih sama sekali tidak berakar di kalangan Umat/Jemaat, bahkan banyak yang mantan pejabat, sedangkan tokoh-tokoh agama yang menolak MRP adalah mereka yang berakar di kalangan umat/jemaat (saya mencontohkan Pdt. Sofyan Yoman dan Pdt Benny Giay); kedua, Saya katakan bahwa sikap Gereja sebenarnya sangat memalukan dan menjijikkan. Supaya umat/jemaat tidak bingung, saya usulkan agar sebaiknya ditanyakan langsung ke umat/jemaat, apakah mereka menyetujui untuk mengutus wakilnya sebagai anggota MRP atau mereka menolak MRP.

Tetapi apa yang ditulis oleh Jubi Online sangat berbeda dengan apa yang saya katakan.

Tentang komentar pada berita nomor (3) soal Dialog Jakarta-Papua, saya katakan bahwa AMP dengan tegas menolak Dialog Jakarta-Papua karena dua hal : pertama, posisi rakyat Papua lemah sehingga daya tawar kita di hadapan Pemerintah Indonesia akan lemah pula sehingga dialog akan menghasilkan sesuatu yang tidak menguntungkan rakyat Papua. Supaya posisi rakyat Papua bisa kuat dan mempunyai daya tawar, saya mengatakan bahwa wacana Kongres Papua III yang sedang didorong oleh beberapa elemen gerakan perlu didukung untuk mengevaluasi gerakan Papua secara menyeluruh dan kemudian merumuskan  strategi-taktik yang tepat bagi gerakan Papua; kedua, rakyat Papua dan segudang persoalan kronis yang dihadapi ternyata dijadikan lahan eksploitasi atau obyek penelitian oleh LIPI untuk kepentingan akademis dengan mewacanakan dialog. Tetapi patut disesalkan, karena apa yang saya katakan tidak dimuat, tetapi diganti dengan pendapat pribadi rekan wartawan Jubi.

Saya sudah konfirmasi ke rekan wartawan Jubi yang mewawancarai saya tetapi sampai saat ini belum ada perubahan terhadap isi berita-berita tersebut. Terhadap kejadian ini, saya menganggap bahwa Jubi Online "Tidak Bicara Jujur" dan saya bingung, Jurnalisme model apa yang dipakai sehingga isi berita bisa sangat  bertolak belakang dengan apa yang disampaikan oleh narasumber.

Untuk itu, saya meminta kepada Redaksi Jubi untuk : (1) Mengubah isi berita-berita tersebut agar sesuai dengan apa yang pernah saya katakan, (2) Jika memang tidak bisa diubah karena komentar saya dianggap bertentangan dengan Visi & Misi Tabloid Jubi, maka saya minta dengan hormat untuk menghapus berita-berita tersebut, (3) Redaksi Jubi harus lebih profesional karena apabila kejadian seperti ini terulang lagi maka slogan "Jujur Bicara" akan dipertanyakan karena ternyata Jubi "Tidak Bicara Jujur", (4) Sikap Organisasi AMP terhadap Wacana Dialog Jakarta-Papua akan disampaikan secara tertulis kemudian.

Sekian dan Terima Kasih!

Jayapura, 7 Maret 2011


E. Kayep
Sekjen AMP